PEMIMPIN ADALAH PELAYAN BUKAN OWNER

 


PEMIMPIN ADALAH PELAYAN BUKAN OWNER

---------------------------------

Oleh : Roy Astika

Konsep Kepemimpinan era milenial saat ini, bukan lagi menjadi seorang owner atau pemilik perusahaan, yang bisa berbuat sesuatu seenak maunya. Ibarat seorang tukang sate dia beli kambing, dia motong , memasak, dan  dia juga makan. Tapi era kepemimpinan saat ini yang katanya  disebut era milenial pemimpin itu adalah pelayan. Pelayan siapa ? pelayanan bagi yang dipimpinnya. 

Pimpinan harus mampu menciptakan suasana kerja yang nyaman bagi stafnya dan mempermudah pelaksanaan kegiatan dengan melayani semua komponen yang ada. Dengan demikian semua kegiatan akan berjalan harmonis dan mencapai tujuan yang sama. Pimpinan harus juga siap dikritik dan siap menerima masukan dari staf. Bukan justru sebaliknya, setiap ada yang memberikan masukan atau saran , maka itu dianggap lawan yang tidak mendukung programnya. Kalau begini bagaimana organisasi bisa jalan, bukankah azas domokrasi dengan musyawarah dan mufakat itu bagian karakter kita. 

Kondisi seperti ini kalau dibiarkan berlarut larut , akan terjadi akumulasi tekanan tertentu yang menyebabkan munculnya dis-harmoni dalam sebuah lembaga. Dan ini akan sulit untuk dicarikan jalan keluar. Apalagi munculnya watak pemimpin yang otoriter , merasa sendiri paling pintar dan paling benar, sehingga semuanya harus diputuskan sendiri tanpa mempertimbangkan saran dan masukan dari bawahan. Sifat ini kadang sering muncul ketika seseorang menjadi pemimpin. Sikap egois yang berlebihan inilah yang kadang mempengaruhinya sehingga merasa diri paling benar .

 Cobalah merenung dan instropeksi bahwa keberhasilan tugas pemimpin itu, sangat ditentukan oleh karyawannya atau bawahannya. Pemimpin tidak bisa berjalan sendiri apalagi merasa super sendiri.  Maka   menjadi seorang pemimpin memerlukan seni untuk menjalankan  organisasinya. Ibarat seorang masinis kereta api  yang menjalankan gerbong dengan berbagai penumpang didalamnya . Bagaimana penumpang merasa nyaman dan kereta  terus berjalan pada rel yang sudah ada untuk mencapai tujuan bersama  tanpa menimbulkan konflik didalamnya.(*).

( Tulisan ini untuk mengingatkan bahwa kita sebuah lembaga yang bekerja secara Tim  untuk menjadi super tim )

Post a Comment

Previous Post Next Post