Sosok Pius Lustrilanang terkait kasus operasi tangkap tangan (OTT)KPK terhadap PJ Bupati Sorong

 


Sosok Pius Lustrilanang menjadi sorotan usai ruang kerjanya disegel oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Penyegelan ini terkait kasus operasi tangkap tangan (OTT) KPK terhadap Pj Bupati Sorong, Yan Piet Mosso. Ketua KPK Firli Bahuri mengatakan bahwa penyegelan ruang anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) VI Pius Lustrilanang itu dilakukan pada supaya ruangan tersebut tetap steril. Firli juga menjelaskan bahwa pihaknya akan melakukan penyitaan jika ada barang bukti di dalam ruangan tersebut. Namun, hingga kini Firli belum menjelaskan keterlibatan Pius dalam kasus Yan Piet Mosso. Hingga Selasa, 14 November 2023, KPK telah menetapkan enam orang sebagai tersangka perkara dugaan suap. di Pemerintah Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat Daya. Seperti diwartakan Antara, tersangka-tersangka tersebut adalah Pj Bupati Sorong Yan Piet Mosso (YPM), Kepala BPKAD Kabupaten Sorong Efer Segidifat (ES), dan Staf BPKAD Kabupaten Sorong Maniel Syatfle (MS). Selain itu, ada juga Kepala Perwakilan BPK Provinsi Papua Barat Patrice Lumumba Sihombing (PLS), Kasubaud BPK Provinsi Papua Barat Abu Hanifa (AB), dan Ketua Tim Pemeriksa David Patasaung (DP).

Profil Pius Lustrilanang & Rekam Jejak Partai Politik Pius Lustrilanang adalah politikus dari Partai Gerindra yang lahir di Palembang, Sumatra Selatan pada 10 Oktober 1968. Pius dilahirkan dari keluarga yang berpendidikan. Ayanya, Dajmilus Zainuddin merupakan seorang professor dan Guru Besar di Fakultas Teknik Kimia, Universitas Sriwijaya. Ibunya bernama Fransiska Sri Haryatni. Pius mempunyai istri dan tiga orang anak yang bernama Prameswari Mrajabwana, Rempuan Pwartanirwana dan Mahpatih Tegaktantang. Pada akhir tahun 1990-an, dia juga dikenal sebagai aktivis reformasi. Ia juga melaporkan ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) bahwa dirinya telah disekap selama 2 bulan oleh orang tidak dikenal. Peristiwa penculikan itu terjadi di era kejatuhan Orde Baru. Saat itu memang ada banyak kasus penculikan dan orang hilang tanpa penyelesaian. Di masa itu, Pius aktif di sejumlah organisasi, dia pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Aliansi Demokrasi Rakyat (ALEDRA) pada 1993 hingga 1999.

Kemudian dia juga pernah menjadi Sekjen Solidaritas Indonesia untuk Amien Rais dan Megawati Soekarnoputri (SIAGA) pada 1998. Pius tercatat pernah menempuh pendidikan di Universitas Katolik Parahyangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Hubungan Internasional pada 1995. Ia kemudian melanjutkan studi S2 di Universitas Indonesia pada 2006. Dia juga menerima gelar profesor kehormatan dari Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED) pada 23 September 2023. Namun, menyusul keterlibatan Pius dalam kasus suap Yan Piet Mosso, gelar profesor yang ia terima diusulkan untuk dicabut oleh UNSOED.

Rekam Jejak Partai Politik Pius Lustrilanang Pascareformasi, Pius berkecimpung di dunia politik. Sejak awal berkarier di bidang Politik Pius tercatat beberapa kali pindah partai politik. Partai politik pertama yang pertama kali ia singgahi adalah Partai Demokrat. Ia bahkan sempat menjabat sebagai Sekjen Partai Demokrat Pembaruan pada 2005 hingga 2007. Selanjutnya, dia menjabat sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Nasional pada 2007 hingga 2008. Dikutip dari situs Partai Gerindra, Pius dikabarkan bergabung di partai tersebut dia sejak tahun 2009. Pius masuk Partai Gerindra ketika dirinya menjabat sebagai Ketua Bidang Koordinasi dan Pembinaan Organisasi Sayap Partai Gerindra.

Pius Lustrilanang (lahir 10 Oktober 1968) adalah seorang aktivis dan politisi Indonesia. Nama Pius sempat populer pada akhir tahun 90an, ketika dia melapor ke Komnas Ham tentang penculikan dan penyekapan yang dialaminya selama 2 bulan, yang dilakukan oleh orang-orang tak dikenal. Masa itu adalah saat sebelum kejatuhan Presiden Soeharto, yang diwarnai kegaduhan politik dan keamanan. Banyak terjadi peristiwa penculikan dan kasus orang hilang. Sebagai seorang aktivis, Pius aktif sebagai Sekretaris Jenderal Solidaritas Indonesia untuk Amien dan Mega (SIAGA). Begitu kerasnya tekanan yang dialaminya sehingga ia pergi ke Belanda untuk menghindari terulangnya kejadian buruk menimpanya kembali.[1]

Keluarga dan Pendidikan

Pius Lustrilanang berasal dari keluarga intelektual yang bukan aktivis. Ayahnya yang berdarah  minangkabau, jamilus zainudin, seorang profesor yang jadi Guru Besar di Fakultas Teknik Kimia, Universitas Sriwijaya palembang, sedangkan ibunya, Fransiska Sri Haryatni adalah seorang wanita berdarah jawa. Dan sekarang ia telah berkeluarga dan memiliki 3 orang anak, Prameswari Mrajabwana, Rempuan Pwartanirwana dan Mahpatih Tegaktantang.

Pius pernah menempuh pendidikan di Kolese de brito, Universitas Parahiyangan, universitas Indonesia dan Universitas Brawijaya.

Karier

Pendidikan yang ia jalani pada jurusan Fisipol Universitas Katolik Parahyangan juga berperan dalam mendorongnya berkarier di dunia politik. Dari seorang aktivis, Pius akhirnya terjun ke politik dengan masuk ke partai Gerindra. Pada pemilu tahun 2009 Pius berhasil menjaring suara yang cukup untuk mengantarkannya duduk di kursi DPR RI sebagai wakil rakyat yang telah memilihnya untuk periode tahun 2009-2014.

Jabatan lain yang dipegang oleh Pius adalah CEO dari PT Brigass Trilanang Security.

Pada tahun 2023, Pius Lustrilanang memperoleh gelar Profesor Kehormatan dari Universitas Jenderal Soedirman dalam bidang Ilmu Manajemen Pemerintahan Daerah

Dari berbagai Sumber

Post a Comment

Previous Post Next Post