Garuda-Pelita dan Citylink merger?

 


 Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan menggabungkan Pelita Air Service (PAS) dan PT Citilink Indonesia dapat dilakukan setelah cash flow PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) kembali sehat.

Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, merger kedua maskapai tersebut bergantung pada kemampuan keuangan Garuda Indonesia. Saat ini maskapai pelat merah tersebut masih dalam proses restrukturisasi.

Seperti diketahui, Citilink merupakan entitas usaha Garuda yang mana Garuda menggenggam saham sebanyak 97,80% atau setara 1.137.893 saham. Sementara, 2,20% atau sebesar 24.750 saham digenggam oleh oleh PT Aero Wisata.

"Karena kalau negative equity kan sulit untuk dapat leasing ke depan. Jadi ini kita rapikan dulu, seberapa cepat kita bisa lakukan untuk negative equity-nya berkurang," ujarnya saat ditemui di Ritz Carlton Pasific Place Jakarta, Senin (6/11).

Nantinya, sebelum aksi korporasi pengabungan Pelita dan Citilink, Kementerian BUMN akan melakukan peninjauan atau review terhadap struktur keuangan Garuda terlebih dahulu apa akhir tahun ini.

Meski masih dalam tahap kajian, Tiko memastikan pihaknya sudah menyiapkan dua opsi dari langkah konsolidasi Pelita dan Citilink. Diantaranya, pengalihan lisensi penerbangan reguler Pelita Air Service ke Citilink Indonesia, atau menyerahkan kepada PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney.

Jika opsi ini dilakukan, maka Pelita nantinya hanya fokus pada penerbangan charter atau sewa saja.

"Itu masih dalam kajian, jadi ada dua opsi, opsinya Pelita masuk secara lisensi ke Citilink atau Pelita ke InJourney, itu masih dikaji," beber dia.

"Kita lagi review Garudanya dulu, sampai kapan dia benar-benar bisa minimum negative equity. Tapi kalau operasi, baik Garuda, Citilink, GMF bahkan Aero Wisata sudah positif. Tinggal negative equity-nya lagi kita tangani. kalau pun gak tahun ini, kuartal I mungkin kita kerjakan," pungkasnya.

Post a Comment

Previous Post Next Post